Jumat, 27 Mei 2016

MENGIMBANGI KRITIKAN SUATU PERMASALAHAN HARUS DENGAN KEPALA DINGIN

Kadang kadang tidak sebanyak orang sulit menerima suatu kritikan permasalahan karena merasa sudah melakukan pekerjaan dengan sempurna. Kritikan dianggapnya sesuatu yang destruktif karena dilontarkan pihak yang sinis atau iri. Padahal jika diterima dengan pikiran jernih, setiap kritikan pasti memiliki manfaat karena terlontar dari seseorang yang menemukan kekurangan dari sudut pandang yang berbeda. Jika ditanggapi positif, suatu kritikan akan menjadi bahan perbaikan yang konstruktif. Tak ada manusia yang sempurna. Karena itu segala kritikan harus dihadapi dengan kepala dingin. Beri ruang waktu kita untuk mencernanya masalah yang kita lihat baca semuanya perlu pemkiran cerdas untuk mengimbangi sesuatu permaslahan
Permasalahan dalam mengerti "arti positif" ini yang pertama dan terpenting, dan bukan masalah definisi yang paling benar dari kata "positif" , melainkan makna atau efek positif itu bagi diri sendiri , yang intinya : Sikap positif adalah selalu menyediakan ruang dalam pikiran untuk melihat dan memukan hal positif yang terkandung dalam semua hal, se-negatif apapun masalah itu. di dalam negatif ada positif, di dalam nya pasti ada buruk dan baik
Berpikirlah positif dulu masalah positif adalah pengendalian pikiran dalam memandang suatu masalah dari berbagai sudut untuk mendapatkan nilai nilai positip. sehingga mengasilkan cara pikir positif dengan baik .

Hal hal dalam permasalahan menajamkan perasaan dan akan selalu memberi berbagai dampak kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Inilah jika kita bisa berpikir Positif yang perlu kita ambil hikmanya, pemiikiran positif yang tak pernah membuat insting si pengkeritik  akan mati pemikrannya tapi sebaliknya akan kian tajam bagi yang menerima kritikan untuk tak dapat yang menerimanya semua itu perlu kesadaran berpikir untuk mencari solusi perubahan dalam perbaikan
semua yang ada itu ada berada di dalam diri kita. Yang artinya, tingkat komitmen kitalah yang akan menjadi pembeda. Apakah kita termasuk mereka yang hanya sekadar berhasrat dan menginginkannya? Atau kita tergolong individu yang memiliki komitmen kuat dengan segenap jiwa dan raga sebagai taruhannya untuk kebaikan dan kebenaran untuk orang banyak